Aku
memarkirkan mobil tepat di seberang
jalan di salah satu kumpulan toko yang berjajar memanjang di sepanjang jalan.
Aku tersenyum melihat foto yang selalu kupajang di depan mobil. Diambil tiga
tahun yang lalu di hari ulang tahunku. Senyumnya yang tak pernah bisa aku
lupakan, juga tatapan matanya yang dalam. Aku membuka pintu mobil dan
mendaratkan sepatu flat-ku di jalanan yang berair. Baru turun hujan beberapa
jam yang lalu. Uap air yang mengasap ke udara masih terlihat, bau aspal juga
masih...
08 Mei 2014
Fitiya duduk sambil
memegang kedua pahanya di depan meja rias. Pahanya yang hanya ditutup oleh
lingerie tipis, tampak berlinang ketika cahaya lampu kamar yang temarang
menimpa. Hari ini tentu saja hari kebahagiannya. Hari ini, Alby resmi menjadi
seseorang yang melindunginya, mengasihinya, menaunginya, dan menjadi segalanya
bagi Fitiya.
Mereka bertemu dua
tahun lalu saat sama-sama menempuh pendidikan S2 di luar negeri. Bayangkan saja
betapa senangnya mendapatkan teman satu negara ketika kamu harus...
26 April 2014
Seperti
biasa aku selalu pulang malam dari kedai remang-remang yang ada di ujung desa.
Butuh sekitar 15 menit melewati semak belukar yang terlihat menyeramkan – yang
sedang kulalui sekarang – untuk sampai ke rumahku. Sarung yang tadinya
menyelempang di bahuku, sekarang sudah menutupi hampir keseluruhan tubuhku.
Buluku bergidik. Dalam kondisi seperti ini biasa pikiran-pikiran tak waras selalu
muncul. Tentu kau tahu maksudku. Di desa seperti desa tempatku tinggal
cerita-cerita mistis itu masih membudaya....
Langganan:
Postingan (Atom)